Jumat, 12 April 2019






Manusia dan Keindahan

Pengertian keindahan

Keindahan atau estetika berasal dari kata Yunani yang berarti merasakan to sense, atau to perceive. Pengalaman keindahan termasuk ke dalam tingkat persepsi dalam pengalaman manusia, biasanya bersifat visual (terlihat) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut. Pengalaman keindahan mungkin ada hubungannya dengan rasa sentuh, rasa, atau bau. Pengalaman keindahan mencakup penyerapan perhatian yang menyenangkan dalam pengalaman perceptual sejauh ia timbul dari pandangan yang sepi dari pamrih terhadap suatu fenomena, baik yang alamiah ataupun yang disebut manusia. Emosi estetis dapat dibangkitkan karena hasil-hasil kesenian ketika seniman berusaha menimbulkan respons, atau dapat dibangkitkan oleh bermacam-macam objek atau pengalaman yang terjadi secara tak dituangkan ke dalam kehidupan sehari-hari (Titus, Smith, dan Nolan, 1979).
Rendah dan tak bernilai dapat berarti, contohnya tembakau dan sebangsanya. Demikian pula keindahan dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya sesaat, yaitu yang berhubungan dengan pengalaman masa lampau seseorang, yang melalui asosiasi dapat menimbulkan yang indah dalam pikirannya. Hal lain yang berpengaruh terhadap keindahan adalah imajinasi, yaitu dengan cara menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Didorong oleh sublimitas sebagai akibat kebebasan menyendiri dan hikmah ketidakberdosaan, akan timbul keindahan. Dengan semangat menggali kreativitas, keindahan dapat dihasilkan.
Konsep keindahan adalah abstrak dan tidak dapat berkomunikasi sebelum diberi bentuk. Oleh karena itu, banyak pemikir yang tidak puas terhadap pendapat yang menyatakan bahwa keindahan itu hasil meniru dari alam. Dan meniru dari alam belum tentu menciptakan keindahan. Melalui proses mencari dan pemberian bentuk imajinasinya, seseorang akan mencapai keindahan. Keingintahuan dan dambaan akan keindahan akan membantu keindahan.
Batasan keindahan sulit dirumuskan karena keindahan itu abstrak, identik dengan kebenaran. Maka batas keindahan terhenti pada sesuatu yang indah, dan bukannya pada “keindahan sendiri”. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada keindahannya tidak mengandung kebenaran. Konsep keindahan dapat berkomunikasi dengan penciptanya sendiri setelah ada bentuk yang diberikan oleh imajinasi. Sesuatu yang indah adalah abadi, sebab yang indah memberikan sukacita yang mendalam dan daya tariknya selalu bertambah. Sifat yang indah adalah universal, tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu, dan tempat. Hal itu terjadi sebab pada hakikatnya setiap orang, di mana pun dan kapan pun, mempunyai sikap yang sama dalam menghadapi sesuatu yang indah, yaitu sikap simpati dan sikap empati.
Dalam membicarakan manusia dan Tuhannya, kita tidak luput dari Kata-kata indah. Misalnya Tuhan memiliki norma-norma yang indah (Q : 7 : 180; 17 : 110; 20 : 8). Demikian pula bahwa manusia diciptakan paling indah (Q : 64 : 3). Ajaran Tuhan adalah indah (Q : 39 : 55). Alquran mengandung berita-berita paling indah (Q : 12 : 3). Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang beriman, para nabi, orang-orang yang dengan tulus mencintai kebenaran, orang-orang yang menyaksikan kebenaran agama dalam kata dan perbuatan, dan orangorang yang saleh merupakan persahabatan yang sangat indah. Pendek kata, keindahan memiliki dimensi interaksi yang sangat luas, baik untuk hubungan manusia dengan benda, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan Tuhannya atau pun bagi manusia itu sendiri yang melakukan interaksi.

Pembedaan Artian Keindahan

Keindahan sebagai sesuatu yang abstrak sering diartikan sebagai keindahan yang tidak terlihat, keindahan dari sebuah kejujuran, keindahan dari sebuah kasih sayang, bahkan keindahan dari kenikmatan yang diberikan Tuhan kepada makhluk-makluk ciptaannya.
Keindahan pada suatu benda yang indah adalah keindahan yang dapat dirasakan dalam segi visual ataupun auditory atau pendengaran, batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang  selalu bertambah ,sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Arti keindahan dalam sesuatu dapat berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna.

Pengertian Keindahan Seluas-luasnya

Dalam artian luas, pengertian ini masih diambil dari bangsa yunani yang didalamnya mencakup pula kebaikan. Menurut beberapa ahli antara lain :
  1. Plato mengatakan bahwa watak yang indah adalah hokum yang indah.
  2. Aristoteles mengatakan bahwa keondahan merupakan sesuatu yang selain baik juga menyenangkan.
  3. Plotinus menuliskan dalam bukunya tentang ilmu yang indah dan kebijakan yang indah.
Dari beberapa ahli tersebut, bangsa Yunani tetap mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu ilmu dan ada yang indah dan akan terus berlangsung.bangsa yunani lebih berbicara tentang arti keindahan dalam arti estetik yang disebut sebagai ‘symmetria” untuk keindahan yang berdasarkan penglihatan semata dan harmonia untuk keindahan yang berdasarkan pendengaran.
  • Keindahan Seni : Seni sering sekali menjadi penghubung keindahan agar bisa dinikmati oleh pengamat objeknya. Seseorang paling dominan menikmati keindahan itu lewat seni.
  • Keindahan Alam : Keindahan yang ada di sekitar kita, keindahan yang dapat dinikmati dengan mengamati pemandangan yang menakjubkan dari lingkungan sekitar kita.
  • Keindahan Moral : Keindahan yang terwujud dari sikap dan perilaku baik yang dilakukan manusia dengan ikhlas.
  • Keindahan Intelektual : Keindahan berdasarkan ilmu pengetahuan

Nilai Estetik

Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Dalam bidang filsafat, istilah nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Dalam dictionary of sociology and related sciences diberikan perumusan tentang value yang lebih terinci lagi sebagai berikut :
“The belived capacity of any object to satisfy a human desire, The qualifty of any object which causes it to be on interest to an individual or a group”. (kemampuan yang dipercaya ada pada sesuatu benda untuk memuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari sesuatu benda yang menyebababkan menarik minat seseorang atau sesuatu golongan).
Menurut kamus itu selanjutnya nilai adalah semata-mata suatu realita psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapat pada sesuatu benda sampai terbukti ketakbenarannya.
Tentang nilai itu ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai objektif, atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai ekstrinsik dan nilai instrinsik.

Nilai Instrinsik dan Ekstrinsik

  1. Nilai Instrinsik
    Setiap objek mengandung kualitas tertentu, kualitas atau nilai demikian disebut dengan nilai intrinsik. Jadi, nilai intrinsik adalah nilai yang berdiri sendiri.
  2. Nilai Ekstrinsik
    Merupakan suatu nilai susila yang harus dihubungkan dengan hal-hal lain diluar tindakan itu yakni konsekuensi atau akibat dari tindakan tersebut.

Pengertian Kontemplasti dan Esktansi

Kontemplasi adalah perasaan yang ada berdasar dari dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah, membuat sesuatu yang memiliki daya tarik untuk mengungkapkan suatu keindahan dari benda terserbut. Ekstansi adalah perasaan yang ada berdasar dari dalam diri manusia untuk menyatakan, merasa, dan menikmati sesuatu yang sudah ada yang mereka anggap indah.

Renungan

Teori Renungan

  1. Teori Pengungkapan  :  Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” (Seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris;
  2. Teori Metafisik   :   Merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Seniman besar adalah seseorang yang mampu dengan perenungannya itu menembus segi-segi praktis dari benda-benda di sekelilingnya dan sampai pada makna yang dalam, yakni memahami ide-ide dibaliknya;
  3. Teori Psikologis   :    Salah satunya ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Seni merupakan semacam permainan y menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan.

Keserasian

Teori Keserasian

  1. Teori Objektif dan Teori Subjektif  : Teori Objectif menyatakan bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan.Pendukung teori objectif salah satunya adalah Plato, Hegel. Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry;
  2. Teori Perimbangan : Dalam arti yang terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka, keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya dan berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan yakni tersusun dari daya hidup, penggembaraan, pelimpahan dan pengungkapan perasaan.
Dikutip dari:
Advertisements
Report this ad
Report this ad

Leave a Reply

Create your website at WordPress.com
Get started
:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LINUX 1 A. sejarah Linux     Berawal pada tahun 1969, para peneliti dari AT&T’s Bell Laboratories mulai mengimplementasikan sis...